Trending

Erdogan mengecam keputusan Negara Uni Eropa tentang larangan jilbab di tempat kerja

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Beberapa waktu lalu sempat jadi tren perbincangan di Dunia Maya tekait keputusan beberapa Negara Uni Eroppa mengenai larangan pemakaian jilbab di tempat kerja. Dengan dasar itu, Turki mengkritik putusan pengadilan Eropa yang mengizinkan majikan melarang pekerja mengenakan cadar.

Keputusan untuk mengizinkan bisnis melarang jilbab di tempat kerja melanggar kebebasan beragama, kata presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Beberapa Pekan lalu atau bahkan berapa bulan lalu, Pengadilan Kehakiman Eropa memutuskan bahwa melarang tanda-tanda yang terlihat dari keyakinan politik, filosofis, atau agama warga negara tidak dapat diizinkan.

Majikan perlu membenarkan atau tidak mengenai penggunaan cadar "memproyeksikan citra netralitas kepada pelanggan atau untuk menghindari konflik sosial," kata pengadilan.

Para pengkritik putusan tersebut mengatakan putusan tersebut dapat menyebabkan banyak wanita Muslim dikecualikan dari peran publik di tempat kerja.

"Pengadilan Eropa harus mengubah namanya," kata Erdogan dalam konferensi pers di Istanbul pada beberapa waktu lalu.

“Masalah ini tidak ada hubungannya dengan pengadilan. Tidak mungkin ada pengadilan yang tidak tahu apa itu kebebasan beragama,” tambahnya.

Kepala negara Turki secara teratur menuduh Uni Eropa dan negara-negara barat lainnya sebagai "Islamofobia".

Turki sendiri telah melarang cadar dari lembaga negara selama beberapa dekade sebelumnya hingga pemerintah Erdogan mencabut larangan tersebut pada tahun 2013 silam.

Pada beberapa Minggu lalu, Kementerian Luar Negeri Turki juga mengutuk keputusan pengadilan Eropa, menggambarkannya hal tersebut sebagai "berbahaya" dan cenderung "memicu kebencian terhadap Islam".

Posting Komentar